T E O R I TINGKAT persebaran penduduk di Indonesia sudah amat mengkhawatirkan. Dalam dua dekade terakhir, serbuan warga dari desa ke kota terus meningkat sehingga beban kota sudah amat berat. Di sisi lain, desa menjadi kehilangan daya dukung untuk mengembangkan perekonomian.
"Ini sudah menjadi warning bagi kita. Karena itu, kami menggagas program bedah desa tertinggal agar migrasi warga dari desa ke kota bisa dibendung," papar Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini dalam diskusi Ngobrol Bareng dengan Menteri PDT di kantornya, kemarin.
"Karena itu, kami dari Kementerian PDT membuat terobosan bedah desa terpadu yang peluncurannya akan digelar di tiga titik daerah tertinggal, yakni di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, dan Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat," papar Helmy.
Program itu akan menjadi unggulan kementerian yang ia pimpin hingga lima tahun ke depan. Helmy menyebut program itu sebagai perubahan paradigma pembangunan daerah tertinggal, dari yang semula mengacu pada pengembangan wawasan menjadi berbasis perdesaan.
Saat ditanya apa saja yang sudah dihasilkan oleh Kementerian PDT dalam seratus hari pemerintahan, Helmy mengungkapkan, "Kami sudah mampu mencapai 100% target program 100 hari. Program itu ialah penguatan fungsi Kementerian PDT dalam melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan operasionalisasi kebijakan dengan sektor terkait." (Koh/N-1)
S T U D Y KASUS Dengan mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Helmy mengemukakan jika pada tahun 80-an perbandingan penduduk desa-kota masih 80% (desa) dan 20% (kota), kini jumlahnya sudah hampir sepadan. Jumlah warga yang mendiami perkotaan sudah mencapai 42%, sedangkan di desa tinggal 58%.
PENDAPAT UMUM Menurut pendapat saya, warga yang sebelumnya tinggal di desa sangat ber obsesi mempunyai pekerjaan dengan cara mereka tinggal di kota. Sebetulnya itu sangat tidak benar, mereka jauh-jauh datang ke kota hanya untuk mendapatkan pekerjaan tanpa mempunyai skill yang memadai. Buktinya banyak juga yang tinggal di perkotaan hanya untuk menjadi pembantu rumah tangga , kuli bahkan supir-supir. Jadi sangat disayangkan pendapat mereka orang desa yang berfikiran bahwa Kota adalah tempat termudah untuk mendapatkan pekerjaan.
S U M B E R http://bataviase.co.id/detailberita-10564128.html
Senin, 10 Oktober 2011
Pendidikan Masyarakat dan Kebudayaan
Published :
Senin, Oktober 10, 2011
Author :
Nurul Rizki Satria
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Saya
Labels
- Berita (2)
- Ilmu Sosial Dasar (10)
- pengetahuan (1)
- Poetry (2)
- Praktikum (12)
- S B P (1)
- softskill (11)
- Tentang Penulis (1)
- tips (2)
- tugas (1)
Followers
Archive
-
►
2009
(9)
- ► 10/04 - 10/11 (1)
- ► 10/18 - 10/25 (1)
- ► 11/01 - 11/08 (2)
- ► 11/08 - 11/15 (1)
- ► 11/15 - 11/22 (4)
-
►
2010
(31)
- ► 02/28 - 03/07 (26)
- ► 04/18 - 04/25 (2)
- ► 04/25 - 05/02 (1)
- ► 09/12 - 09/19 (1)
- ► 10/10 - 10/17 (1)
-
▼
2011
(27)
- ► 01/09 - 01/16 (1)
- ► 02/20 - 02/27 (7)
- ► 04/10 - 04/17 (8)
- ▼ 10/09 - 10/16 (5)
- ► 10/30 - 11/06 (5)
- ► 11/06 - 11/13 (1)
-
►
2013
(2)
- ► 01/13 - 01/20 (1)
- ► 08/25 - 09/01 (1)
0 komentar:
Posting Komentar